Eksistensi Bedebah
Sebuah eksistensi ketika di pertanyakan? Ketika semua hal
yang telah di tetapkan tergoyahkan untuk di dalami arti substansi. Ketika semua
berbondong bondong untuk mengikuti sebuah persepsi yang masih di ragukan.
Terenyak dalam waktu yang fana, semua hanya terpaku dalam ketidakpastian. Hal
hal khayalan di anggap sebuah kenyataan yang hakiki, dan hal nyata di anggap
sebuah hal yang tidak masuk akal.
Hidup
di jaman edan, tak perlu untuk dipikirkan kembali. Ketika manusia tak tahu
kodratnya, mengikuti nafsu belaka yang hanya menuruti keinginan tak ada
artinya. Berusaha menghancurkan yang lain dengan cara tak manusiawi. Kesalahan
dosa besar tak malu untuk dilakukan, cukup dengan keyakinan bahwa dosa urusan
belakang. Hidup seakan hanya mengumpulkan materi.
Perubahan
tak tinggal diam. Hal yang di anggap tabu menjadi penggambaran biasa, hal kecil
dapat dengan mudah tersingkirkan, persaingan hanya akan menambah keruwetan.
Peraturan hanya menjadi omong kosong. Kejujuran hanya akan menggiring ke arah
kekalahan, adil belum selayaknya berdiri tegak. Keadilan hanya milik yang
berani membayar.
Tak ada
yang pernah sanggup untuk pergi dari jaman ini, ketika eksistensi di
pertanyakan oleh intelektual muda. Ketika sang orator hanya bisa menjawab ini
hanya isu belaka. Yang berkuasa yang mengendalikan, yang memiliki yang
memutuskan, yang lemah yang menerima apa adanya. Hidup di jaman ini hanya akan
menemukan tujuan yang ambrul adul. Semua meninggikan ego untuk benar, yang lain
di anggap usulan yang tak masuk akal.
Ketika
minoritas meneriakkan keadilan, mayoritas mempertegas aturan, diktator hanya
tertawa melihat itu semua. Semua itu karena ulah bedebah.
29.08.2012 saat
pikiran sedang kabur di malam yang ruwet..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar